Ciri-ciri bangunan Mediterania memang sesuai bagi daerah-daerah yang beriklim panas. Keberadaan arsitektur Mediterania merupakan jawaban atasnya. Keindahan tradisi Mediterania dengan karakter bangunan yang berdinding tebal untuk melindungi panas disiang hari namun tetap hangat dimalam hari.
Jendela-jendela kecil untuk menahan hawa panas, serta taman yang terlindung secara privacy di dalam bangunan merupakan ciri khusus gaya arsitektur Mediterania yang telah berkembang secara berabad-abad. Setiap wilayah di Mediterania, mempunyai perjalanan sejarah dan keunikan budaya lokal tersendiri. Namun ada beberapa hal yang kerap dijumpai, sehingga dapat dianggap karakter umum arsitektur Mediterania, yaitu:
· Kolom dan unsur lengkung yang berakar pada arsitektur klasik Yunani-Romawi pada jendela, pintu dan portico.
· Teras, selasar lebar ataupun court yard yang dilengkapi fountain menjadi cara untuk membuat suhu tetap nyaman. Ruang luar merupakan perluasan dari ruang dalam. Dimanfaatkan sebagai ruang duduk atau ruang makan.
· Alam menjadi inspirasi pemilihan material finishing lantai, dinding dan plafond. Dinding dibuat dengan tesktur kasar, terkesan alami. Iklim panas,kering,sering tanpa hujan membuat penggunaan atap datar atau atap miring nyaris tanpa teritis.
· Sinar matahari kuat di kawasan Laut Mediterania diimbangi dengan penggunaan warna tegas. Yunani, mempunyai ciri paduan biru dan putih. Terinspirasi dari birunya laut Mediterania, dan putihnya awan diatasnya. Afrika Utara, mempunyai ciri warna yang terinspirasi dari warna padang pasir ataupun warna tanah di Delta Sungai Nil.
Dan ada wilayah yang terinspirasi oleh warna landscape di Mediterania, seperti merahnya anggur, kuningnya bunga matahari, dan hijaunya pohon cypress.