Gaya Arsitektur Tradisional Jepang

Gaya Arsitektur Tradisional Jepang

Arsitektur tradisional Jepang banyak dipengaruhi oleh China dan budaya Asia lainnya selama berabad-abad. Arsitektur tradisional Jepang dan sejarahnya didominasi oleh teknik/gaya Cina dan Asia (bahkan hadir di Kuil Ise, dianggap intisari arsitektur Jepang) dengan variasi gaya asli Jepang pada tema-tema di sisi tertentu.

 

 

Disamping itu adanya penyesuaian dengan berbagai iklim di negara Jepang dan pengaruh budaya dari luar, hasilnya sangat heterogen, namun beberapa fitur praktis yang umum tetap dapat ditemukan. Pemilihan bahan utama untuk hampir semua struktur, selalu kayu dalam berbagai bentuk (papan, jerami, kulit kayu, kertas, dll). Tidak seperti Barat dan beberapa arsitektur Cina, penggunaan batu dihindari kecuali untuk keperluan tertentu saja, misalnya Candi podia dan yayasan pagoda.

Struktur umum hampir selalu sama dengan atap besar dan melengkung, sementara dinding  dengan rangka kayu yang dilapisi kertas tipis. Untuk desain interiornya, dinding-dindingnya bersifat fleksibel, yang dapat digeser sesuai dengan keperluan.

Atap adalah komponen yang paling  mengesankan secara visual, ukurannya hampir setengah ukuran seluruh bangunan. Atap sedikit melengkung memperpanjang jauh melampaui dinding, meliputi beranda, dan berat bangunan harus didukung oleh sistem braket kompleks yang disebut Tokyo, seperti pada bangunan candi dan kuil. 

 

 

 

 

Artikel Terkait