Warna sangat akrab dalam kehidupan kita. Semua orang mengenal warna dan selalu ditemanin warna dalam kegiatan sehari-hari. Dalam desain arsitektu, warna memiliki perang yang sangat penting. Warna mampu memunculkan kesan-kesan tertentu.
Di dunia ini terdapat beragam warna. Warna-warna tersebut biasanya diperoleh dari proses pencampuran misalnya pencampuran antara warna primer untuk menghasilkan warna sekunder atau pencampuran warna primer dengan warna tersier yang menghasilkan warna tersier. Untuk proses pencampuran warna ada 2 cara atau disebut dengan sistem warna.
Apa saja sistem warna itu? Kita lihat sama-sama artikel berikut ini:
· Warna Additive
Pencampuran warna primer yang terdiri dari warna merah, hijau dan biru yang disebut dengan istilah RGB (Red, Green, Blue), dimana pencampuran ketiga warna primer dengan jumlah yang sama akan menghasilkan warna putih. Kombinasi antara dua warna primer akan menghasilkan warna skunder.
Warna skunder yaitu cyan (biru kehijau-hijauan) yaitu gabungan warna hijau dan biru, magenta (merah keungu-unguan) yaitu gabungan warna biru dan merah dan kuning yaitu gabungan warna merah dan hijau. Cara pencampuran warna additive biasanya diterapkan pada monitor, TV, video, atau scanner.
· Warna Subtractive
Warna skunder dari warna additive, namun secara material warna subtractive berbeda dengan warna additive. warna additive dibentuk dari cahaya, sedangkan warna subtractive dibentuk dengan pigment warna yang bersifat transparan.
Tinta cetak adalah contoh dari pencampuran warna subtractive. Warna subtractive terdiri atas cyan, magenta dan yellow, secara teori pencampuran ketiga warna subtractive akan menghasilkan warna hitam, tetapi kenyataan dilapangan adalah warna coklat tua (karena keterbatasan pigment tinta cetak) oleh sebab itu ditambahkan warna hitam (black) dinyatakan dengan simbol K berasal dari kata Key untuk menambah kepekatannya.
Warna-warna additive berasal dari cahaya sedangkan warna subtractive berasal dari bahan dari pigment warna.